Menjelang pendaftaran murid baru untuk sekolah international, banyak orangtua yang bertanya, Mr anak saya mending saya masukin IB Diploma atau Cambridge A-Level (disingkat menjadi A-Level) aja ya? Mana yang lebih bagus sih? Salah pilih tentunya efeknya sang siswa akan sulit untuk masuk kuliah.
Selain sebagai “IGCSE tuition in Jakarta“, Bimbel Akong juga sebagai pusat “A-Level tuition in Jakarta” serta pusat “IB Diploma tuition in Jakarta“, Bimbel Akong yang memiliki beraneka ragam murid dari berbagai sekolah Cambridge A Level maupun sekolah dengan program IB Diploma, dalam kesempatan ini akan sharing berupa tips, mana yang lebih bagus apakah A Level ataupun IB Diploma.
Seperti artikel saya sebelumnya, sekolah-sekolah berkurikulum IB Diploma berlokasi di Jadebotabek, seperti Sekolah Pelita Harapan Karawaci — Sentul — Kemang, Sekolah Tiara Bangsa (Anglo Chinese School), Binus Simprug International School, Gandhi International School, Tunas Muda International School, Bina Tunas Bangsa, Singapore International School, dll. Sedangkan sekolah-sekolah berkurikulum Cambridge A-Level berlokasi di Jadebotabek yakni Bina Bangsa School Kebon Jeruk–Pantai Indah Kapuk, Nanyang School Bintaro-BSD, Binus Serpong International School, BPK Penabur International School Tanjung Duren–Kelapa Gading, Madania School, Thamrin School, Raffles International School (PSB), National High, dll.
Pentingnya orang tua memilih sekolah terbaik bagi anak-anaknya, dan terutama harus cocok dengan kebutuhan keinginan orang tuanya, kelak si anak akan kuliah di luar negeri di negara mana. Sehingga penting sekali membandingkan antara A Level dengan IB Diploma.
Perbedaan apa sih yang ada di IB Diploma dengan Cambridge A Level?
1. Siswa yang masuk di sekolah dengan program IB Diploma, biasanya diberikan 3 level yang bisa dipilih, apakah mau masuk ke program studies, program SL (standard Level), ataupun program HL (Higher Level). Biasanya kalau siswa dengan daya kemampuan yang rendah dimasukkan ke dalam program studies. Sedangkan yang berkemampuan standard, masuk di program standard, biasanya jumlah siswa untuk program ini relatif sangat banyak. Sedangkan HL merupakan program dengan siswa berkemampuan sangat tinggi, dengan materi pelajaran sangat susah. Tingkat kesulitan materi studies paling mudah. Materi standard tentunya levelnya standard-standard saja. Sedangkan Materi HL materinya super susah. Sehingga jumlah siswa di kelas HL maupun studies sangatlah sedikit sekali. Sebagai gambaran, siswa yang belajar program studies untuk level SMA, masih ada saja yang mempelajari luas segitiga, jika kita lihat materi ini cocok untuk level SD. Sedangkan level HL dengan tingkat kesulitan super tinggi, untuk matematika sebagai contoh, banyak menggunakan grafik2 dengan kurva yang tidak tentu. Mengapa ada program studies? Memang program ini di luar negeri, di negara-negara barat diakomodir untuk murid-murid berkemampuan rendah, namun mereka tetap dihargai, dan terjamin untuk tetap naik kelas terus. Mungkin berkaitan dengan Human Rights dimana sangat menjunjung manusia dengan berkemampuan rendah. Meskipun kemampuan rendah, namun nilai mereka tidaklah anjlok / hancur. Untuk HL, beberapa university di luar negeri yang ternama require siswa mengambil program ini. Sedangkan Cambridge A Level, tidak ada level yang demikian. Dalam artian, semua siswa kelas 2 SMA / Junior College dengan Cambridge A Level Base wajib mengambil program ini. Sedangkan kalau kita lihat di Singapore, ternyata sekolah-sekolah berlabel Cambridge A Level, mereka menggunakan sistem level H1, H2, H3. Semakin H nya tinggi, semakin susah pelajarannya. Namun biasanya di singapore, H yang mereka pakai di suatu sekolah, biasanya seragam diterapkan di semua siswanya. Semisal sekolah A menerapkan Cambridge A Level level H2, maka semua siswanya akan belajar materi H2. Jadi siswa tidak bisa milih. Kalau orang tua ingin anaknya belajar lebih susah, ya si orang tua tinggal pindahkan anaknya ke sekolah dengan label H3. Di Indonesia Cambridge A Level tidaklah demikian, mereka biasanya menerapkan soal-soal A Level standard. Tambahan lagi, bilamana seorang siswa yang masuk IB kelas matematika studies, maka untuk pelajaran yang lain, belum tentu studies juga. Tergantung dari kemampuan siswa tersebut. Malah bisa saja pelajaran Biology nya HL, pelajaran bisnisnya SL. Jadi sifatnya setiap pelajaran bergantung kepada kemampuan si murid tersebut. Jadi kalau si murid mengambil suatu subject studies, bukan berarti dia bodoh di pelajaran yang lain, malah dia bisa sangat menonjol di pelajaran lain
2. IB Diploma = project, A Level = practice. A Level lebih mementingkan pengerjaan soal. Pr / homework kebanyakan berupa soal-soal yang wajib dikerjakan dari textbook sekolah atau dari handout guru. Sedangkan IB Diploma memang ada Pr, namun IB Diploma lebih mengutamakan project yang dijadikan sederajat dengan ulangan harian. Project dikerjakan berminggu-minggu dengan diapresiasi sebagai nilai ulangan. Tentunya murid yang mengerjakan project dengan tekun dan benar akan mendapatkan nilai yang tinggi sebagai nilai ulangannya. IB Diploma meski ada project, mereka juga memiliki ulangan / exam seperti halnya Cambridge A Level. Project tersebut biasanya dikirim keluar negeri untuk diperiksa oleh IB yang sifatnya lebih objektif. Ditilik dari segi praktek laboratorium, kedua-duanya ada. Terkadang yang menjadi permasalahan, beberapa sekolah IB oriented, dalam memberikan project terkadang gurunya lepas tangan, tidak membimbing sama sekali. Murid disuruh baca, ataupun research sendiri, dan membuat paper ataupun kuesioner, ataupun percobaan sendiri, tanpa mengetahui background sama sekali dari gurunya. Bahkan ada beberapa guru yang sebelum membahas topik tertentu di kelasnya, maka topik itu dijadikan project terlebih dahulu, sehingga si siswa mencari tahu /research sendiri dan membuat paper. Setelah paper project disubmit ke guru, maka guru baru akan menjelaskannya. Terkadang project yang diberikan sangat susah, sehingga kalau kita tilik, agak impossible si murid bisa mengerjakan tanpa mempunyai background introduction ilmunya. Akhirnya si murid akan terus bertanya guru, tapi permasalahannya si guru tidak mau membantu, sehingga akhirnya si murid akan mengandalkan guru les untuk mengerjakan project tersebut. Cara demikian sebenarnya kuranglah efektif. Yang benar, si siswa menyelesaikan dahulu topik dibahas seluruhnya oleh guru, setelah ulangan, baru ada pengerjaan project. Kalau dari analisa, tentunya guru melakukan pembiaran masa bodoh gak mau bantuin, tentunya biar si murid auto didact research sendiri, belajar sendiri dahulu, sebelum si guru mengajarkan nantinya di sekolah. Namun bagaimanapun juga hal ini menyangkut nilai ulangan, harusnya supaya optimum nilai yang diperoleh siswa, harusnya diterangkan dahulu. Sebagai kesimpulannya, bilamana anak anda tipikal tidak suka mengerjakan pr, terlebih lagi mengerjakannya secara mandiri mending menghindar dari IB, karena IB memerlukan ketekunan mengerjakan pr secara mandiri, karena bisa sampai seminggu bahkan berminggu-minggu. Better masukin ke A Level yang tidak berfokus pr sebagai ulangan. Namun bilamana anak anda tipikal tidak suka ulangan, namun menyukai mengerjakan project dengan imbalan nilainya jadi nilai ulangan, ya ambillah IB Diploma.
3. A Level dilihat dari namanya saja sudah Advance Level, yang arti harafiahnya merupakan level tingkat lanjutan. Kalau A Level diadu dengan IB Diploma Studies, hal ini sangatlah timpang, tentunya A Level di atas IB Studies. Kalau A Level dibandingkan dengan IB SL, beberapa materi IB SL ada di dalam A Level, namun A Level kelihatannya memiliki banyak materi yang tidak tercantum di IB. Mungkin kalau mau dibilang sama A Level dengan IB HL.
4. Penggunaan kalkulator. Untuk kedua-duanya IB Diploma Programme maupun Cambridge A-Level untuk materi-materi tertentu ada yang diperbolehkan menggunakan kalkulator dan ada juga yang tidak (terlihat dari beberapa paper IB dan Cambridge Examination beberapa boleh dan beberapa tidak boleh menggunakan kalkulator dalam test). Namun ada materi seperti statistics pengerjaan Cambridge A-Level lebih mengandalkan penggunaan table, sedangkan IB lebih mengutamakan penggunaan calculator. Selain itu penggunaan calculator dalam IB Diploma banyak yang mengutamakan grafik. Sedangkan dalam A Level di Indonesia grafik kalkulator dilarang dipergunakan, sehingga siswa akan manual mengerjakan analisanya. Sehingga dengan soal yang sama, siswa IB dan siswa Cambridge A Level akan menggunakan metode yang berbeda, namun hasil sama. Jika kita melihat ke singapore, Cambridge A Level based School memperbolehkan menggunakan grafik kalkulator. Hal ini ironis dengan di sini.
5. Ujian. Biasanya siswa setelah menyelesaikan kelas 1 SMA, bilamana di International school mereka wajib ikut ujian Cambridge IGCSE (dapat kita katakan Ujian Nasionalnya International School yang siswanya sudah menyelesaikan secondary level yakni dari kelas 1 SMP hingga kelas 1 SMA). Setelah lulus ujian Cambridge IGCSE ataupun bagi murid yang bersekolah yang memang tidak memakai kurikulum Cambridge sama sekali di SMP seperti Pelita Harapan School Karawaci, setelah selesai kelas 1 SMA, mereka baru naik kelas ke jenjang berikutnya-kelas 2 SMA, yakni mereka bisa memilih apakah mereka mau masuk sekolah berbasis IB Diploma Programme atau masuk sekolah berbasis Cambridge A-Level. Banyak orangtua yang berpikir setelah lulus Cambridge IGCSE, ada baiknya anaknya stay di kurikulum Cambridge. Untuk Cambridge A Level programme, di kelas 2 SMA akan ada ujian akhir Cambridge AS Level. Sedangkan di kelas 3 SMA akan ada ujian akhir A Level. Sedangkan untuk IB Diploma, siswa hanya akan ada 1 ujian akhir ketika kelas 3 SMA.
6. Materi, sebagai contoh semisal math. Di dalam Math A Level terdapat materi seperti Mechanics yang tidak ada di dalam matematika IB. Demikian pula penyajian bentuk soal ujian IB berbeda dengan Cambridge A-Level.
Dari ulasan di atas, terlepas dari hal tersebut, untuk memilih manakah yang saya harus pilih? Anda perlu mengecek universitas yang nanti anak anda akan masuk. Requirement apa yang mereka minta? Apakah IB Diploma ataukah Cambridge A-Level? Banyak university di Amerika menerima kedua-duanya. Namun ada juga universitas yang hanya menginginkan IB Diploma, sebagian lagi menginginkan A-Level. Sehingga bilamana anak anda IB Diploma, namun universitas di luar negeri tidak mengenal sistem IB, maka ada requirement tambahan untuk subtitute. Semoga uraian mengenai program international school tuition in Jakarta bisa memberikan informasi.
Salah satu murid bimbingan belajar Mr. Akong yang berasa dari sekolah Kharisma Bangsa International School, terlihat sedang serius dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh Mr. Akong.
Sebagai salah satu pengajar IB Tutor in Jakarta, Mr. Akong mempunyai berbagai murid yang menginginkan untuk belajar materi IB Diploma seperti salah satu murid dari Binus International ini yang terlihat sangat serius dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Program A Level juga merupakan salah satu program yang banyak diminati. Sehingga banyak yang mempercayakan Mr. Akong sebagai salah satu A Level Tutor di Jakarta yang sangat berkompeten dalam hal penguasaan materi Les International School.
Terlihat seorang siswa yang mengenakan baju hitam dengan memegang modul berwarna kuning yang berada dalam bimbingan belajar Mr. Akong, sedang mengerjakan soal-soal materi A Level untuk menghadapi ujian A Level yang akan di adakan di Jakarta
Murid Mr. Akong yang satu ini berasal dari Citra Buana International School yang sedang belajar dengan tekun dalam ruang kelas Mr. Akong.

From bina bangsa international school (les Cambridge A-Level / Cambridge A-Level tuition in Jakarta)
Bimbel Mr. Akong banyak diminati dikarenakan proses metode yang digunakan sangat efisien dan mudah dipahami, sehingga siswa dari Bina Bangsa International School ini mau mengikuti kursus private untuk program les Cambridge A Level untuk membantunya dalam penguasaan materi tersebut.

from binus international simprug (IB tuition program / International Baccalaureate tuition program in Jakarta)
Seorang murid Mr. Akong yang mengenakan baju berwarna putih dipadukan dengan celana panjang yang berwarna hitam terlihat sedang serius mengerjakan materi yang disampaikan. Murid ini berasal dari Binus Simprung yang sedang mengikuti program les International Baccalaureate. Murid ini juga terlihat sedang membiarkan laptopnya menyala untuk tetap belajar materi yang sudah diberikan Mr. Akong

Les Cambridge A-Level tutoring in Jakarta (student from Sekolah Santa Laurensia International School Alam Sutera)
Tidak hanya murid pria yang mau mengikuti program les A Level di Jakarta. Salah satu murid perempuan Mr. Akong dalam gambar diatas berasal dari Sekolah ternama yaitu Santa Laurensia International School yang berlokasi di Alam Sutera. Dengan minat dan kemauan yang tinggi, salah satu murid perempuan Mr. Akong ini terlihat sangat antusias dalam mengerjakan materi A Level.
Terlihat jelas gambar diatas seorang anak murid yang mengenakan baju berwarna merah dengan motif ikan, sedang melihat kearah laptop sambil tetap menulis untuk mengerjakan soal yang diberikan.
Terlihat salah satu murid yang sedang memegang ballpointnya sambil membenarkan posisi kacamata yang digunakan karena terlalu serius membaca materi yang diberikan dalam program les yang diambilnya.

from Binus International Simprug (Les IB International Baccalaureate Diploma Programme in Jakarta)
Murid bimbel Mr. Akong ini terlihat masih menggunakan seragam sekolahnya saat pulang sekolah dan langsung mengikuti Program les IB (International Baccalaureate Diploma Programme in Jakarta) di tempat bimbel Mr. Akong.
Seorang siswa Mr. Akong ini berasal dari Anglo Chinese School yang merupakan Cambridge Tuition in Jakarta yang mengikuti program Les International School di bimbel Akong.
Mr. Akong merupakan IB Diploma Tutor yang berada di Jakarta, dengan program Les IB yang diberikan dengan menggunakan metode yang mudah dimengerti. Maka siswa dari British International School yang berada dalam gambar diatas berminat untuk mengikuti kursus privat Mr. Akong.
Salah satu murid Mr. Akong ini sedang mengerjakan soal materi A Level yang diberikan. Dengan penuh ketenangan dan konstentrasi siswa dari Tiara Bangsa Internatioanl School ini terlihat sangat menikmati waktunya dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam buku modulnya.
Highfield Secondray School merupakan salah satu Cambridge Tuition yang berada di Jakarta. Terlihat pada gambar diatas seorang murid perempuan yang sedang serius mengerjakan soal untuk mempersiapkan ujian yang akan di hadapi.
Siswa dari Kinderfield International School yang terlihat dalam gambar diatas terlihat sedang duduk sendiri sambil tetap konsentrasi dan fokus mengerjakan soal-soal yang ada dalam modul tanpa memperhatikan keadaan sekelilingnya.
Murid Mr. Akong yang menggunakan sweater panjang bercorak garis hitam dan putih tebalini berasal dari SWA International School yang sedang mengikuti program les IB.
Mr. Akong sebagai A Level tutor yang berkompeten di Jakarta, memang banyak diminati oleh berbagai pelajar dan mahasiswa sebagai tempat les privat favorit. Seperti salah satu murid Mr. Akong yang berasal dari ACS International School, yang sedang mengikuti program les A Level dan terlihat sangat serius dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Murid Mr. Akong ini sedang belajar materi A Level untuk menghadapi Ujian Cambridge yang sebentar lagi akan diadakan.

Preparation for Cambridge A-Level tutoring and IB International Baccalaureate tuition in Jakarta (Student from St. Laurensia International School Alam Sutera)
Terlihat seorang murid perempuan Mr.Akong yang berasal dari St. Laurensia International School, Alam Sutera, yang tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian Cambridge.
Dengan menggunakan kaos putih polos yang dikenakan oleh salah satu siswa dari Binus Simprug Internatioanl School ini, terlihat sedang beristirahat sejenak sambil meregangkan jari-jemarinya setelah mengikuti program les IB di Mr. Akong
Berbekal keinginan yang kuat untuk bisa mendapatkan hasil yang terbaik dalam sekolahnya, salah satu siswi dari ACS Tiara Bangsa ini mau mengikuti bimbel di Mr. Akong.
Sambil menyelam minum air, peribahasa ini mungkin bisa dibilang tepat untuk salah satu murid Mr. Akong yang berasal dari Mentari International School. Terlihat dengan serius mengerjakan latihan sambil mendengarkan musik dari headset yang digunakan untuk menghilangkan rasa jenuh dan untuk membuat pikiran menjadi lebih tenang sehingga bisa lebih fokus dalam belajar.

From Binus International School (joining IB International Baccalaureate tutoring program in Jakarta — Bimbingan Belajar Akong)
Gambar diatas memperlihatkan seorang murid yang berasal dari Binus International School, sedang terlihat sangat serius dalam mengerjakan latihan-latihan yang diberikan dalam les privatnya.
Terlihat jelas, 2 orang murid laki-laki diatas yang berasal dari International School Tutoring in Jakarta sedang belajar bersama sambil mengerjakan latihan soal.
Terdapat siswa dari Binus international Simprug yang mengenakan kacamata sedang berkonsentrasi penuh dalam mengerjakan soal yang diberikan MR. Akong
Foto murid laki-laki dari Sekolah SMA Thamrin yang sedang belajar materi A Level kepada Mr.Akong yang dikenal sebagai A-Level Tutor berpengalaman di Jakarta.
Murid berbaju ungu yang sedang mengerjakan soal yang diberikan Mr.Akong, terlihat sangat antusias dalam proses pengerjaannya. Dikarenakan murid tersebut sedang dalam persiapan menuju Netherland untuk melanjutkan jenjang pendidikannya.
Salah satu murid Mr.Akong yang mengenakan baju hijau dengan wajah manis ini berasal dari Anglo Chinese School. Terlihat bahwa murid Mr.Akong ini sedang mempelajari dan memahami materi A Level yang telah diberikan.

Cambridge tutoring in Jakarta (Les Cambridge di Jakarta, student from Santa Joseph School Singapore)
Mr.Akong terkenal sebagai tempat les international school di Jakarta, sehingga banyak orang yang mau mengikuti bimbingan belajar dari Mr.Akong seperti salah satu siswa yang berasal dari Santa Joseph School, Singapore ini sedang mendalami materi A Level yang diberikan.
Selain sebagai A Level Tutor, Mr.Akong juga merupakan seorang IB Tutor di Jakarta yang banyak mengajarkan materi IB, salah satu murid perempuan yang ikut dalam bimbel Mr.Akong adalah seorang siswa dari Binus Simprug International School pada gambar diatas.
Murid perempuan pada gambar diatas berasa dari Tuna Muda International School yang sedang mengikuti program les private untuk materi IB.
Murid Mr.Akong yang mengikuti les privat dalam gambar diatas terlihat masih mengenakan seragam sekolahnya usai selesai belajar dari sekolahnya dan langsung menuju tempat Mr.Akong untuk belajar materi Cambride A Level.
Mr.Akong dalam proses mengajar menggunakan metode dan pendekatan yang baik kepada setiap anak muridnya dalam proses bimbel maupun kursus privat, sehingga setiap murid bisa lebih memahami materi yang disampaikan, seperti dalam gambar diatas terlihat bahwa murid perempuan dalam bimbel akong ini sedang mengejarkan materi International Baccalaureate (IB) yang diberikan Mr.Akong
Gambar diatas memperlihatkan siswa dari Raffles International School yang sedang mengikuti kursus privat di tempat Mr.Akong untuk mendalami materi Cambride A Level.
Bimbel Mr.Akong juga terkenal sebagai IGCSE tuition in Jakarta yang mengajarkan materi IGCSE, salah satu murid yang mengikuti program ini adalah seorang siwa yang mengenakan baju biru yang berasal dari Bina Bangsa International School.
Ada juga murid perempuan di bimbel akong yang mengikuti program IGCSE. Sebagai IGCSE tutor in Jakarta, Mr.Akong selalu memberikan semua ilmu dan materi yang ia tahu kepada para murid-muridnya, agar bisa menguasai materi yang diinginkan dan mendapatkan hasil nilai ujian yang terbaik.
Kalo anaknya belum pernah diajarkan jadi sama sekali belum mengerti soal a level bisa gak ya?
LikeLike
Apakah benar anak kls 12 yg mengikuti test IB, unt anak yg nilai2nya bagus (diatas rata2) = akan mendapat sertifikat IB Diploma. Sedangkan unt anak2 yg nilainya dibawah rata2 = hanya mendapat sertifikat IB…..(tanpa Diploma)….? Trm ksh sblmnya
LikeLike
Bisa kontak ke ib nya langsung
LikeLike
Btw supaya anak ibu terhindar nilainya di bawah rata rata, sangat bagus les dengan kami
LikeLike